1/30/2012 - , , , , 0 comments

Rasa Gerah, Gatel, Sedih, dan Rindu

Belakangan saya lagi hobi untuk membaca buku-buku tipis sebelum tidur. Sekitar dua malam lalu, buku yang saya baca adalah Melawan Dengan Cinta karya Ustadz Gaul Abay Abu Hamzah. Kakak kosanku ngefans abis sama beliau. Penasaran, aku coba aja baca salah satu bukunya.

Kesannya? Wah, saya musti setuju dengan kakak kosan saya tadi. memang mengagumkan. Frekuensi hati beliau nyampe ke kita. Kerendahan hati, kedalaman berpikir, kejujuran, sangat terasa padahal cuman baca tulisannya sekali.

Salah satu bagian yang terkenang adalah tentang rasa gerah, gatel, dan rindu. Saya modif sedikit plus rasa sedih.

Sebenarnya buku ini dikirim untuk manusia-manusia mukmin yang diberi kenikmatan mengarungi jalan sebagai pengemban dakwah. Tapi tentu saja, kyai sesuper apapun, yang namanya manusia, imannya fluktuatif, just like my sister said. Ada suatu cara simple untuk mengecek keimanan kita setiap saat. Caranya adalah dengan memeriksa 4 hal, rasa gerah, gatel, sedih, dan rindu.

1. Gerah
Zaman sekarang yang namanya kemaksiatan bahkan udah jadi sebuah kebiasaan. Namun, sebagai seorang mukmin, tentunya kita tidak bisa terbiasa dengan kemaksiatan merajalela. Idealnya, seorang mukmin akan merasa risih, kesal, atau paling nggak gerah dengan kemaksiatan yang ada.

Rasul SAW bersabda bahwa selemah-lemahnya iman ya dakwahnya dengan hati, alias membenci kemaksiatan itu. Jika rasa gerah aja tidak ada, wah, silakan dicek tuh derajat keimanan kita. Jangan-jangan mendekati nol atau bahkan terpuruk ke daerah minus.

2. Gatel
Ini maksudnya bukan gatel gara-gara nggak mandi tiga hari ya... maksudnya di sini, saat kamu menyaksikan suatu kemaksiatan, apakah selain rasa gerah, lidahmu terasa gatal dan ingin segera membeberkan seluruh kebenaran yang telah diketahui? Apakah ketika dosenmu mengatakan hal yang melenceng dari Islam, lidahmu terasa gatal untuk meluruskannya? Jika ya, selamat.... :)

3. Sedih namun rindu
Bagaimanapun, mukmin-mukmin yang melakukan keselamatan tetaplah saudara kita. Allah menyebutkan "ikhwah" yang bermakna seperti saudara kandung. Bayangkan jika adik kita yang semula imut dan manis tiba-tiba bandel dan nakal, bukankah kita akan merasa sedih terhadap perubahan buruknya? Dan bukankah kita akan rindu terhadap adik kita yang manis? Nah, mungkin seperti itulah idealnya seorang pengemban dakwah terhadap saudara-saudara sesama muslimnya yang sedang tidak mengetahui bahwa mereka sedang melakukan maksiat.

Nah, semoga pengecekan ini bermanfaat... :)
1/10/2012 - , 0 comments

Fetih 1453 - (OFFICIAL TRAILER HD)

Film ini adalah salah satu film yang WAJIB ditonton! XD
Baca juga kisahnya dalam Muhammad al-Fatih 1453 karya Felix Siauw :)




1/09/2012 - , , 0 comments

Kubaca Firman Persaudaraan


Membangun ukhuwah itu
layaknya kita menjahit sebuah baju yang indah
Untuk merekatkan satu kain dengan kain lain
dibutuhkan jarum yang sangat tajam
Ya, jarum yang sangat tajam...
sehingga pasti akan ada kain yang "terluka"

Ketika kita iingatkan
mungkin ada setitik hati yang tergores
Namun, ingatlah
kamu sedang disayang oleh sahabat-sahabatmu

sebuah puisi (?) untukmu, saudari...
1/07/2012 - , , , 0 comments

Sejumput Motivasi


"Kalau aku lemah untuk mengucapkan kebenaran hari ini, lalu apa yang harus aku ucapkan kepada orang-orang sesudahku nanti?" ujar beliau kepada diri sendiri.

Kemudian beliau bangkit dan berkata, "Aku berjanji kepada Allah, bahwa aku akan menolong dan melindungi (agama) Allah dan aku memusuhi orang yang memusuhi (agama) Allah. Dan aku membenci sifat nifaq dan munafik."

(perkataan Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani kepada Raja Abdullah bin al Hussain)



di pagi yang sejuk
untuk para pengemban dakwah
dan juga cambukan untukku


1/06/2012 - , , 0 comments

Siapa pemilik IQ tertinggi?

“Siapa di dunia ini pemilik IQ tertinggi?” lempar salah seorang dosen saya suatu ketika dalam sebuah forum.
Kami mencoba menebak-nebak. Albert Einstein… bukan….. BJ Habibie juga bukan….. yang lain menyebut berbagai tokoh yang terkenal kejeniusannya… beliau menggeleng.

“Dalam teori IQ, sederhananya seperti ini. Nilai IQ itu adalah kecerdasan seseorang dibandingkan kecerdasan seharusnya pada tingkatan umur seperti dia. Jadi contohnya seperti ini, ada seorang anak berusia 10 tahun, namun dia memiliki kualitas intelejensia yang seharusnya dimiliki anak usia 15 tahun, maka nilai IQnya adalah 15 dibagi 10 dikali 100, yakni 150. Sebaliknya misalnya ada orang berusia 20 tahun, intelejensianya sekualitas anak berusia 10 tahun, berarti nilai IQnya adalah 10 dibagi 20 dikali 100, hasilnya IQnya cuma 50..”

“Jadi siapa akhirnya orang yang paling tinggi IQnya Pak?” tanya kami.

“Sederhana, seharusnya orang yang memiliki konsep pemikiran yang lebih jauh ke depan jelas IQnya lebih tinggi dibandingkan orang yang berpikir pragmatis.. yang penting saat ini… yang penting hari ini. Jadi seorang pemuda 20 tahun yang sudah mempersiapkan konsep hidup dan menatap kehidupannya sampai usia 50 tahun berarti IQnya adalah 50/20 dikali 100 sama dengan 250…. Ini jauh lebih tinggi daripada miliknya Einstein…”

“Jadi secara teori mereka yang mempersiapkan hari tua berarti yang tertinggi Pak” sela teman saya ragu. Kalau begitu gampang banget dong, pikirnya.

“Tidak sesederhana itu. Dia mestinya memiliki konsep yang seharusnya dimiliki saat pertambahan umur itu. Jadi pemikiran dia pada contoh di atas telah 30 tahun melampaui batas umurnya. Bukan sekedar seperti orangtua yang berusia 50 tahun”

“Tapi merekakah yang paling tinggi? Sebentar… tidak juga..” kata beliau tersenyum.

“Ternyata IQ tertinggi bukan milik mereka. IQ tertinggi adalah orang yang hidupnya senantiasa berpikir lebih jauh ke depan… yakni masa setelah dunia…. Masa akhirat! Orientasinya adalah cukupkah perbekalanku di masa depan kampung akhirat kelak? Bagaimana caranya supaya aku bisa bahagia di akhirat?… coba tebak berapa IQ mereka?” tanya beliau.

Kami terdiam bingung. Sebagian ada yang coba memencet-mencet kalkulator.

“misal saja dia berusia 30 tahun. Sementara dia berorientasi ke akhirat yang tahunnya adalah lebih dari ribuan tahun… kita sebut saja nilai tahunnya tak terhingga. Maka IQnya adalah tak terhingga dibagi 30 kali 100 sama dengan tak terhingga…. Lihat IQnya tak terhingga! Maka kita bisa menilai sendiri siapa sesungguhnya pemilik IQ yang paling tinggi..” tutur beliau.

penulis: doktermudaliar
source: doktermudaliar.wordpress.com
- , , 0 comments

Diary UAS III

Baru saja saya selesai mengerjakan UAS Biologi Umum. Kesannya? Luaaaar biasa puasnya! Mulai dari soalnya, dosen bio saya itu nggak bikin kita pragmatis.

Salah satu bagian yang paling saya suka adalah bagian C. Isinya studi kasus tentang meningginya air sungai Citarum. Terus ada dua pertanyaan di sana. (1) Perkirakan penyebab terjadinya! (2) Berikan program konkret untuk menyelesaikan masalah ini. Weissss.... jelas, saya hepi berat! ^o^ Salah satu yang saya suka adalah "mengarang bebas". Dan disinilah tempatnya, haha. Apalagi terkait soal solusi, weis langsung ngebrudul semua ide dari otak. Apalagi saya dibolehkan memakai pulpen ungu XD

Yah, inti dari "kesenangan" saya kali ini adalah dosen saya itu. Saya seneng, Ibu itu masih rajin bikin soal dan bikin kita berfikir kritis. Itulah mahasiswa, bung. Harusnya berpikir kritis, bukannya pragmatis.

Yang ingin saya soroti di sini juga, Allah selalu menghargai hamba-Nya yang bekerja keras serta merendahkan diri berdoa di hadapannya.

Bukannya mau sombong (nauzubillah), tapi entah mengapa kemarin sore saya tekun nyatet pake pulpen warna warni. Udah gitu, saya rajin ngsmsin temen-temen saya, sodara-sodara, terutama umi dan abi, bahkan teman-teman fb saya, haha. Bahkan saya pasang status di salah satu page yang saya admin-in.

Assalaamu'alaykum warahmatullaah... Salah satu admin kita, __________, akan mengikuti UAS perdana pada jenjang perkuliahannya ^o^ Mohon do'anya agar dilancarkan, diberi ilmu, serta diberi pemahaman... Aamiin...

Langsung ownernya ngesms saya, "Wah lain kali saya juga mau minta do'a biar cepet dapet jodoh", katanya. Saya cekikik aja. Entahlah yaa... jangan malu untuk meminta do'a. Jujur aja kesannya saya ini benar-benar bodoh sampai butuh do'a banyak. Tapi, teringat kata guru saya, "Allah justru menyukai hamba-Nya yang meminta."

Yah, meskipun saya belum tau hasilnya, entah buruk atau baik, entah mengecewakan atau memuaskan, tapi saya udah tenang. Toh saya udah berusaha, saya pakai seluruh potensi saya, saya udah banyak do'a (lebih ajib berdoa pas hujan turun lhooo), saya juga minta banyak orang untuk mendoakan saya, apa yang harus saya khawatirkan? :)
1/05/2012 - , , , 0 comments

Kosanku, Bukan Kosan Biasa

Mahasiswa sering dilabeli sebagai "anak kosan". So do I, begitu pun dengan saya. Namun, kosan saya bukan kosan biasa ;) Inilah 7 keistimewaan di antaranya yang membuat saya beruntung mengetahui dan berada di kosan ini.

1. Teeeer-muraaah
Kosan di sekitar rata-rata seharga 3 juta/tahun. Bahkan yang deket kampus seharga 5-6 juta/tahun. Belum lagi cuman berisi kamar doang, kecil pula. Nah, di kosan saya, harga kamarnya dari 1.9 juta - 3.3 juta. Itu pun besar-besar. Karena kami ngontrak, udah ada kamar mandi 2, dapur, dan ruang tengah atas-bawah. Kamar saya sendiri harganya 2.5 juta, diisi berdua jadi masing-masing 1.25 juta/tahun. Udah dapet kasur (warisan teteh penghuni terdahulu) plus cermin super gedeee... Nggak bakalan nemu di kosan lain!

2. 5 kamar berisi 11 orang!
Total kamar emang 5, tapi isinya 11 orang! Rame banget, kan? Mungkin kamu pikir bakalan sumpek atau gimana. Tapi, kenyataannya nggak. Justru inilah yang istimewa, tiap hari pasti ada saja kejadian unik plus lucu. Pas saya tinggal berdua pas minggu tenang, justru saya merasa kehilangan. Seru dan rame adalah label kosan saya.


3. Penghuni ke-12
Hayo, tadi saya nyebutin kami itu kesebelasan. Lalu, penghuni ke 12 siapa?
Teng tereeeeng... Inilah dia, O-m-e-n! Siapakah Omen? Dia berwarna hitam dan berkeliaran saat malam. Inget film Little Stuart atau Rattatouile? Bisa menebak? Yap, tau sendirilah, yaa...

Mungkin kamu akan merasa jijik atau gimana. Tapi, inilah salah satu hal "istimewa" yang selalu menjadi hotnews di kosan saya. Kadang emang kesal dan jijik, tapi kalau diingat pengen ketawa sendiri. Teteh-teteh yang ngumpat Omen gara-gara masuk kamar, aksi pembersihan total, sampai perencanaan beli lem tikus. Yah, sekali lagi, hanya ada di kosan saya.

4. Mirror, mirror on the wall...
Kosan kami ini bekas salon. So, kaca besar bukan hal yang aneh. Inilah fasilitas bagi orang-orang narsis (macam saya) untuk berkaca ria. Kadang, bagi yang mempunyai imajinasi horor kayak saya merasa ngeri juga ya. Tapi, inilah istimewanya kosan saya. ^_^

5. Kajian... oh... kajian...
Kosan kami bukan kosan biasa. Setiap para penghuni yang akan keluar harus (catat ini: harus!) mendapatkan "sesuatu" dari kosan kami. Maka dari itu, diadakan kajian-kajian. Mulai dari yang benar-benar rutin setiap hari seperti kultum ba'da shubuh, kemudian ada yang per minggu setiap malam Sabtu, dan kajian bahasa di malam minggu.

6. Hari Bahasa/Languange Day/Al Lughatul Yaum? :D
Setiap hari kami berganti-ganti bahasa, mulai dari Arab, Inggris, dan Sunda. Hari Sabtu dan Minggu adalah hari percampuran semua bahasa. Selain Sabtu dan Minggu, tidak boleh menggunakan bahasa lain selain bahasa yang ditentukan.

7. Harmonis dan ideologis
Inilah kami dengan motto "Harmonis dan Ideologis". Kami layaknya saudara satu tubuh. Kami berbagi dan saling mengerti. Jika ada masalah, kami selesaikan. Nggak usah takut kekurangan, karena akan selalu ada penghuni lain yang berbaik hati.

Kami bukan penghuni kosan biasa, kami berusaha menanamkan ideologi Islam di kosan kami ini. Inilah kami dengan kosan kami yang harmonis nan ideologis.

Mungkin saya tidak akan lagi menyebut "kosan kami", tapi... "rumah" kami.
1/04/2012 - , , 0 comments

The Pursuit of Happyness

Sinopsis
Cerita film ini dimulai pada tahun 1981 di San Francisco, California. Linda dan Chris Gardner hidup di sebuah apartemen kecil bersama anak mereka yang berusia 5 tahun, Christopher. Chris adalah seorang salesman yang menghabiskan seluruh tabungan keluarga untuk membeli franchise untuk menjual scanner tulang (Bone Density Scanner) portable. Scanner ini memang mampu menghasilkan gambar lebih baik dari X-ray, tetapi kebanyakan dokter yang ditemui Chris beranggapan bahwa harganya terlalu mahal. Linda, istrinya, bekerja sebagai buruh di sebuah laundry. Keluarga kecil ini mulai terpecah ketika mereka menyadari bahwa mereka tak mampu membayar sewa rumah dan tagihan-tagihan yang semakin menumpuk. Keadaan diperparah oleh kebiasaan Chris yang memarkir mobilnya sembarangan. Karena tak mampu membayar surat tilang, mobil Chris akhirnya disita. Puncaknya, Linda pergi meninggalkan Chris dan pergi ke New York City. Awalnya ia hendak membawa serta Christopher, namun urung atas permintaan Chris.

Dalam keadaan putus asa, Chris tak sengaja berjumpa dengan seseorang yang membawa Ferari warna merah. Chris bertanya kepada orang itu, pekerjaan apa yang ia lakukan sehingga mampu membeli mobil mewah? Orang tersebut menjawab bahwa ia adalah seorang pialang saham. Sejak saat itu Chris memutuskan untuk berkarier sebagai pialang saham.

Chris menerima tawaran magang tanpa dibayar di sebuah perusahaan pialang Dean Witter Reynolds yang menjanjikan pekerjaan bagi peserta magang terbaik. Dalam masa magang yang tak dibayar itu, Chris mulai kehabisan uang. Akhirnya ia diusir dari rumah sewanya dan menjadi tuna wisma. Selama beberapa hari ia tidur di tempat-tempat umum, namun kemudian ia memutuskan untuk tidur di rumah singgah Glide Memorial Chruch. Karena keterbatasan tempat, mereka harus mengantri untuk mendapatkan kamar. Kadang mereka berhasil, kadang gagal dan terpaksa tidur diluar. Kemiskinan dan ke-tunawisma-an ini semakin mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugas dengan giat dan mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds.
Di akhir cerita, Chris berhasil menjadi peserta terbaik dan diterima bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich. Pada tahun 2006, ia menjual sebagian kecil sahamnya dan berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan itu.

Kesan dan Pelajaran
Saya nonton ini tengah malam di kala sudah tidak ada lagi film dalam notebook saya yang belum pernah saya tonton. Awalnya garing juga, sih. Apa coba maksud filmnya? Dan maaf aja nih ya, saya agak-agak gimanaa gitu kalo tokoh utamanya nggak ganteng/cantik hehe. Nah, berhubung mata saya terpaksa melek karena kafein kopi, saya terusin aja nonton. Lama-lama seru juga, bener-bener mengiris hati. Dan cerita yang paling sedih adalah saat-saat mereka menjadi tuna wisma... dan harus tidur di toilet stasiun!

Pelajaran yang bisa kita ambil (mungkin) adalah never give up. Terutama bagi seorang pengemban dakwah. Ayolah, kita belum menjadi tuna wisma! Kita juga belum sampai nggak punya uang sama sekali, karena kita selalu ada saudara sesama muslim yang siap membantu. Setiap kejadian pahit akan dibalas DUA kali lipat dengan kebahagiaan. 1 kesulitan, 2 kemudahan.

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
5. Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
6. Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan.

Maka dari itu, kita justru harus lebih semangat dan gigih dari Chris dan anaknya. InsyaAllah, kebahagiaan tertinggilah yang akan kita raih.

Bagian Lucu
Christopher said: Hey dad, you wanna hear something funny? There was a man who was drowning, and a boat came, and the man on the boat said "Do you need help?" and the man said "God will save me". Then another boat came and he tried to help him, but he said "God will save me", then he drowned and went to Heaven. Then the man told God, "God, why didn't you save me?" and God said "I sent you two boats, you dummy!" ^o^

Quote
Chris, "Can I say something? Um, I'm the type of person that if you ask me a question and I don't know the answer, I'm gonna tell you that I don't know. But I bet you what, I know how to find the answer and I will find the answer."

Chris said to Christopher, "Don't ever let someone tell you you can't do something. Not even me. All right?"


Nah, kadang film hollywood ada yang bagus juga dan bisa kita ambil pelajarannya. Meskipun di sini Chris dan Linda tidak menikah alias kumpul kebo. ~_~ Pesan terakhir, nontonlah film yang bisa diambil pelajarannya.
This part of my life... this part right here. this is called "happiness"

(sinopsis source: wikipedia) 
- , , 0 comments

Diary UAS II

Pagi ini rencananya ingin belajar biologi.... Materi UASnya nggak begitu banyak, hanya 4 bab (yah meskipun uraiannya panjaaang -_-a).

Sekali lagi, soal-soal tahun lalu jelas bertebaran khususon di kelas saya sendiri. Kemarin bahkan pembagian soal-soal tahun lalu udah kayak bagi-bagi sembako. Lha terus gimana dengan si gueh? Hehe, entahlah ya... saya sakit hati kalo cuman saya sendirian yang kerja keras banting tulang. Bahkan saya dapet tambahan soal-soal dari kakak tingkat di kosan. Pheww... apa saya mulai terjebak pragmatism?

Sebenarnya, apa sih yang saya cari? Ilmu kah? Apa... nilai dan IP kah?

Wew saya nggak mau munafik. Saya juga kejar nilai kali.... Saya juga ingin bahagiain ortu dengan IP tinggi. ^_^ Tapi, kalau balik lagi dengan tujuan awal saya kuliah: menuntut ilmu, maka saya harus benar-benar memahami.

Sisi hitam saya berkata, "Ya udahlah yaa... kamu kan mahasiswa kimia, ini matkul biologi, kamu nggak faham juga no problem!"

Waduh, iya juga ya....

Tapi, ternyata sisi putih saya bilang, "Kalo kamu faham, itu tambahan pahala buat kamu. Dan ilmu pengetahuan kamu bertambah! Kalo kamu faham, kamu nggak perlu soal tahun lalu karena kamu bisa dengan mudah mengerjakan soal."

:D
Saya mau ikut yang mana ya?
1/03/2012 - , 0 comments

3 tipe pikiran orang

di sore ini, saya jadi inget perkataan salah seorang guru saya..

Beliau berkata, "Di dunia ini, hanya ada tiga jenis pikiran orang...."
Kita jelas bertanya-tanya, emang apa aja sih jenisnya?
"Bayangkan sebuah apel..."
"Apa yang kalian pikirkan?"
Jujur aja nih, ya... Saat itu, deskripsi saya tentang apel ya warnanya merah, kadang-kadang ada warna hijau, rasanya manis, dan lainnya. (hayo, kamu berpikiran sama?)

Kemudian, guru saya melanjutkan, "...langsung aja, ketika ada orang yang berpikir bahwa apel itu merah, berasa manis, dan hal-hal yang berbau deskriptif dari kacamata indrawi saja, maka itulah yang disebut berfikir dangkal. Itu jenis yang pertama."

Jleb! tiba-tiba ada panah nusuk di hati saya... Gueh bangeth siiih... @,@

"Kemudian ada orang yang berfikir mendalam. Dia akan berfikir kalau apel itu sungguh kaya vitamin. A, B, C, D, E, F... ups!"
"...dan mungkin sampai ke tahap pertumbuhan dan perkembangan dari masa konsepsi si apel sampai jadi apel merah."

Saya makin down. Jadi, selama ini saya berfikir.... d-dang... k-k...kk...?
 
"Yang terakhir ini langka. Paling spesial."

Malah saya yang deg-degan >_<

"Dia adalah yang berfikiran cemerlang, mustanir! Dia justru akan memenuhi otaknya dengan pertanyaan mengapa, mengapa, mengapa! Mengapa apel tersebut manis? Mengapa apel tersebut merah? Mengapa ada vitamin yang berguna untuk tubuh? Bagaimana bisa dari serbuk sari akan menghasilkan apel ranum seperti itu? Sampai akhirnya dia bertanya, siapa yang menciptakan apel ini? Dia akan menemukan sang Khaliq Mudabbir... Allah SWT."

Beneran, saya terkesima mendengarnya. Selama ini saya jarang berpikir sampai sana. Apel ya makan aja.... Saya lupa, yang namanya kursi pasti ada tukang kayunya, yang namanya gedung pasti ada tukang bangunannya. Apel? Tentu saja juga ada yang membuatnya. Dia-lah Allah... al Khaliq al Mudabbir...
- , , , , 0 comments

cara lain mengungkapkan doa hari lahir ^_^

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya
Imam Ghazali = " Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru "
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat "
Imam Ghazali = " Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Surah Ali-Imran :185).

Baarokallaah ukhty ^_^
- , , 0 comments

Diary UAS: Pragmatisnya Soal-soal Ujian

Emang bener kalo masa SMA sama kuliahan beda banget. Mulai dari sistem belajar, buku-buku pegangan, nggak punya kelas sendiri, kudu nyari-nyari dosen, himpunan, de es be.

Tapi, serius... dari semua perubahan tersebut, nggak ada yang lebih nyebelin daripada ini. >_<

Hari ini, saya ikut matkul pertama dlm UAS. Ceritanya kemarin saya udah baca tuh buku referensi untuk UAS hari ini. Eh, kakak tingkat yang sekosan sama saya nyeletuk, "Udah punya soal tahun-tahun sebelumnya belum?"
"Eh, belum, Teh. Katanya dari buku ini," jawab saya.
"Mending kamu punya deh soal-soal tahun sebelumnya. Soal ujian matkul ini mah biasanya sama banget sama ujian tahun sebelumnya."

Wackssss... jlegaaarr... Sama? Terus si gueh ngapain dong capek-capek baca buku setebel ini?

Ostosmastis, saya langsung kirim sms ke temen sekelas yang kosannya paling deket. Eh ternyata dia udah dapet. Deuh, udah kadung males. Sakit hatiii.. #lebay

Dan bener aja, sejam sebelum UAS dimulai, kertas fotokopian soal ujian tahun lalu bertebaran dimana-mana. Saya jadi beneran nervous dan sedikit sakit hati juga. Saya udah baca materinya, orang-orang enak banget udah "liat" soal-soal yang akan diujiankan....

Pas soal-soal dibagiin, saya berharap soalnya berupa essay. Yah, mau nggak mau soal essay menuntut "kreativitas" kita dalam mengarang jawaban supaya terlihat lebih "ilmiah". Tapi, ternyata soalnya PG. Kalo kata Ustadz Felix, itu namanya pragmatis, menghambat kreativitas siswa apalagi mahasiswa yang kritis. Dan soalnya mayoritas PERSIS SAMA. Pheeeewww....

Saking keselnya saya nyeletuk, "Wah jadi ngafalin jawaban soalnya yah? Bukan materinya...."
Eh, temen yang ngedenger nyengir aja antara setuju tapi emang terpaksa melakukan hal ini, demi nilai... ckck...

Teyuuuuz....
Apa hubungannya dengan pragmatisasi?
Nantikan!
1/02/2012 - , 0 comments

Hanya Pada-Nya Kita Mengadu




Kegembiraan adalah pintunya kesedihan, dan kesedihan adalah pintunya kebahagiaan
Nggak ada yang selama-lamanya..

Ketika Allah swt memberikan 1 kesulitan maka Dia menemaninya dengan 2 kemudahan
Fa inna ma’a al-usri yusraa, inna ma’a al-usri yusraa

Masalah besarnya bukan seberapa besar dosa kita,
Tapi seberapa besar taubat kita kepada Allah swt

Berharap kebaikan dari-Nya adalah wajib,
Sedang berputus asa dari rahmat-Nya adalah haram

Maka ketika lapang, bagikanlah kesenangan pada orang lain
Mudah-mudahan ada pula yang berbagi senang ketika kita dalam keadaan susah

Namun, ketika galau, lebih baik dipendam sendiri dan diadukan kepada Allah,
Khawatir bila diadukan pada manusia akan menambah beban mereka

Semua manusia pasti punya masalah yg sama berat,
Hanya sebagian mengadukannya pada manusia dan sebagian lagi mengadukannya pada Allah

Yang layak digalaukan bukan sesuatu yg akan pudar seiring waktu,
Lebih pantas menggalau akan hari yg lebih panjang, masa yg lebih lama

Sebagaimana seorang tukang parkir tak menggalaukan mobil yang datang dan pergi,
Karena dia sadar itu bukan miliknya

Begitupun manusia, merasa kehilangan padahal ia tidak pernah memiliki apapun,
Kecuali yang dipinjamkan Allah kepadanya

Kepunyaan Allah-lah seluruh isi langit dan bumi, dan kepada-Nya lah segala sesuatu menyembah
Apa yang kita miliki?

Walaupun begitu, memang manusia diciptakan dalam keadaan rapuh, hanya 1 cara untuk menjadi kuat
Mendekatlah pada Allah

(source text: maf1453.com)
- , , 0 comments

Dewa Matahari di Perayaan Tahun Baru & Pandangan Islam


Setiap akhir tahun biasanya semua manusia di dunia ini tidak terkecuali kaum Muslim mengalami wabah penyakit yang luar biasa, pengidap penyakit ini biasanya menjadi suka menghamburkan harta untuk berhura-hura, euforia yang berlebihan, pesta pora dengan makanan yang mewah, minum-minum semalam penuh, lalu mendadak ngitung (3.., 2.., 1.. Dar Der Dor!).

Wabah itu bukan flu burung, bukan juga kelaparan, tapi wabah penyakit akhir tahun yang kita biasa sebut dengan tradisi perayaan tahun baruan. Kaum muda pun tak ketinggalan merayakan tradisi ini. Kalo yang udah punya gandengan merayakan dengan jalan-jalan konvoi keliling kota, pesta di restoran, kafe, warung (emang ada ya?)

Kalo yang jomblo yaa.. tiup terompet, baik terompet milik sendiri ataupun minjem (bagi yang nggak punya duit). Kalo yang kismin, ya minimal jalan-jalan naik truk bak sapi lah, sambil teriak-teriak nggak jelas.

Dan bagi kaum adam yang normal menurut pandangan jaman ini, kesemua perayaan itu tidaklah lengkap tanpa kehadiran kaum hawa. Karena seperti kata iklan “nggak ada cewe, nggak rame”

Bahkan di kota-kota besar, tak jarang setelah menunggu semalaman pergantian tahun itu mereka mengakhirinya dengan perbuatan-perbuatan terlarang di hotel atau motel terdekat.

Yah itulah sedikit cuplikan fakta yang sering kita lihat, dengar, dan rasakan menjelang malam-malam pergantian tahun. Ini dialami oleh kaum muslimin, khususnya para anak muda yang memang banyak sekali warna dan gejolaknya. Nah, sebagai pemuda-pemudi muslim yang cerdas, agar kita nggak salah langkah di tahun baruan ini, maka kita harus menyimak gimana seharusnya kita menyikapi momen yang satu ini.

Asal muasal tahun baruan

Awal muasal tahun baru 1 Januari jelas dari praktik penyembahan kepada dewa matahari kaum Romawi. Kita ketahui semua perayaan Romawi pada dasarnya adalah penyembahan kepada dewa matahari yang disesuaikan dengan gerakan matahari.

Sebagaimana yang kita ketahui, Romawi yang terletak di bagian bumi sebelah utara mengalami 4 musim dikarenakan pergerakan matahari. Dalam perhitungan sains masa kini yang juga dipahami Romawi kuno, musim dingin adalah pertanda ’mati’ nya matahari karena saat itu matahari bersembunyi di wilayah bagian selatan khatulistiwa.

Sepanjang bulan Desember, matahari terus turun ke wilayah bahagian selatan khatulistiwa sehingga memberikan musim dingin pada wilayah Romawi, dan titik tterjauh matahari adalah pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Lalu mulai naik kembali ketika tanggal 25 Desember. Matahari terus naik sampai benar-benar terasa sekitar 6  hari kemudian.

Karena itulah Romawi merayakan rangkaian acara ’Kembalinya Matahari’ menyinari bumi sebagai perayaan terbesar. Dimulai dari perayaan Saturnalia (menyambut kembali dewa panen) pada tanggal 23 Desember. Lalu perayaan kembalinya Dewa Matahari (Sol Invictus) pada tanggal 25 Desember. Sampai tanggal 1-5  Januari yaitu Perayaan Tahun Baru (Matahari Baru)



Orang-orang Romawi merayakan Tahun Baru ini biasa dengan berjudi, mabuk-mabukan, bermain perempuan dan segala tindakan keji penuh nafsu kebinatangan diumbar disana. Persis seperti yang terjadi pada saat ini.

Ketika Romawi menggunakan Kristen sebagai agama negara, maka terjadi akulturasi agama Kristen dengan agama pagan Romawi. Maka diadopsilah tanggal 25 Desember sebagai hari Natal, 1 Januari sebagai Tahun Baru dan Bahkan perayaan Paskah (Easter Day), dan banyak perayaan dan simbol serta ritual lain yang diadopsi.

Bahkan untuk membenarkan 1 Januari sebagai perayaan besar, Romawi menyatakan bahwa Yesus yang lahir pada tanggal 25 Desember menurut mereka disunat 6 hari setelahnya yaitu pada tanggal 1 Januari, maka perayaannya dikenal dengan nama ’Hari Raya Penyunatan Yesus’ (The Circumcision Feast of Jesus)

Pandangan Islam terhadap Perayaan Tahun Baru’Ala kulli hal, yang ingin kita sampaikan disini adalah bahwa ’Perayaan Tahun Baru’ dan derivatnya bukanlah berasal dari Islam. Bahkan berasal dari praktek pagan Romawi yang dilanjutkan menjadi perayaan dalam Kristen. Dan mengikuti serta merayakan Tahun baru adalah suatu keharaman di dalam Islam.

Dari segi budaya dan gaya hidup, perayaan tahun baruan pada hakikatnya adalah senjata kaum kafir imperialis dalam menyerang kaum muslim untuk menyebarkan ideologi setan yang senantiasa mereka emban yaitu sekularisme dan pemikiran-pemikiran turunannya seperti pluralisme, hedonisme-permisivisme dan konsumerisme untuk merusak kaum muslim, sekaligus menjadi alat untuk mengeruk keuntungan besar bagi kaum kapitalis.

Serangan-serangan pemikiran yang dilakukan barat ini dimaksudkan sedikitnya pada 3 hal yaitu (1) menjauhkan kaum muslim dari pemikiran, perasaan dan budaya serta gaya hidup yang Islami, (2) mengalihkan perhatian kaum muslim atas penderitaan dan kedzaliman yang terjadi pada diri mereka, dan (3) menjadikan barat sebagai kiblat budaya kaum muslimin khususnya para pemuda.

Ketiga hal tersebut jelas terlihat pada perayaan tahun baru yang dirayakan dan dibuat lebih megah dan lebih besar daripada hari raya kaum muslimin sendiri. Tradisi barat merayakan tahun baru dengan berpesta pora, berhura-hura diimpor dan diikuti oleh restoran, kafe, stasiun televisi dan pemerintah untuk mangajarkan kaum muslimin perilaku hedonisme-permisivisme dan konsumerisme.

Kaum muslim dibuat bersenang-senang agar mereka lupa terhadap penderitaan dan penyiksaan yang terjadi atas saudara-saudara mereka sesama muslim. Dan lewat tahun baruan ini pula disiarkan dan dipropagandakan secara intensif budaya barat yang harus diikuti seperti pesta kembang api, pesta minum minuman keras serta film-film barat bernuansa persuasif di televisi.

Semua hal tersebut dilakukan dengan bungkus yang cantik sehingga kaum muslimin kebanyakan pun tertipu dan tanpa sadar mengikuti budaya barat yang jauh dari ajaran Islam. Anggapan bahwa tahun baru adalah “hari raya baru” milik kaum muslim pun telah wajar dan membebek budaya barat pun dianggap lumrah.

Walhasil, kaum secara i’tiqadi dan secara logika seorang muslim tidak layak larut dan sibuk dalam perayaan haram tahun baruan yang menjadi sarana mengarahkan budaya kaum muslim untuk mengekor kepada barat dan juga membuat kaum muslimin melupakan masalah-masalah yang terjadi pada mereka.

Dan hal ini juga termasuk mengucapkan selamat Tahun Baru, menyibukkan diri dalam perayaan tahun baru, meniup terompet, dan hal-hal yang berhubungan dengan kebiasaan orang-orang kafir. Wallahua’lam


Felix Siauw
follow me on twitter @felixsiauw
source: maf1453.com